Definisi
Abnormalitas
Abnormalitas dapat di definisikan
sebagai hal yang jarang terjadi atau penyimpangan dari kondisi rata-rata
(seperti tinggi badan yang ekstrem). Menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI), abnormalitas adalah tidak sesuai dengan keadaan yang biasa,
tidak normal dan mempunyai kelainan.
Beberapa
hal yang menyebabkan abnormalitas:
1. Penyebab biologis
Perilaku
abnormal mungkin saja merupakan akibat dari gangguan fisik. Gangguan semacam
itu dapat muncul dari berbagai sumber, seperti kondisi medis, kerusakan otak,
atau paparan jenis stimulan tertentu di lingkungan. Banyak kondisi medis yang
dapat menyebabkan seseorang merasa dan bertindak abnormal. Sebagai contoh,
abnormalitas medis di kelenjar tiroid dapat menyebabkan rentang kondisi mood
dan emosi yang beragam. Kerusakaan otak yang diakibatkan oleh trauma kepala
meskipun ringan, dapat mengakibatkan perilaku aneh dan perubahan emosi yang
intens.
2. Penyebab psikologis
Selain
faktor biologis, ada juga faktor psikologis yang menyebabkan seseorang dapat
mengalami abnormalitas. Contoh: komentar merendahkan seorang profesor dapat
meninggalkan perasaan terluka pada seorang mahasiswa dan menyebabkan depresi
berhari-hari. Kekecewaan dalam hubungan asmara dapat menimbulkan respons
emosional yang intens selama berbulan-bulan. Sebuah trauma yang terjadi
bertahun-tahun yang lalu dapat terus memengaruhi pikiran, perilaku, dan bahkan
mimpi seseorang.
3. Penyebab sosiokultural
Istilah
sosiokultural mengacu pada berbagai lingkaran pengaruh sosial dalam hidup
seseorang. Abnormalitas dapat pula disebabkan oleh kejadian-kejadian baik yang
disebabkan oleh anggota keluarga di rumah atau teman di sekolah atau lingkungan
dimana kita berinteraksi secara minimal dan maksimal dengan orang lain. Contoh:
dibesarkan oleh orang tua yang sadis dapat menyebabkan seseorang membangun pola
hubungan yang dicirikan dengan kontrol dan luka emosional.
Kaitan
abnormal dengan konsep motivasi, stress dan gender
a. Konsep motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu (drive) yang membuat seseorang
melakukan sesuatu. Motivasi seperti bahan bakar pada mesin, menentukan mesin
bergerak atau akan terdiam selamanya. Istilah motivasi, seperti halnya kata
emosi, berasal dari kata latin, yang berarti “bergerak”. Ilmu psikologi tentu saja mempelajari motivasi,
sasarannya adalah mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita melakukan
apa yang kita lakukan. Motivasi merujuk pada pada proses yang menyebabkan
organisme tersebut bergerak menuju suatu tujuan, atau bergerak menjauh dari
situasi yang tidak menyenangkan.
Motivasi memiliki penekanan pada tujuan (goals). Tujuan yang telah kita
tetapkan dan alasan yang kita miliki untuk mengejar tujuan tersebut akan
menetapkan pencapaian (prestasi) yang kita dapatkan, meskipun tidak semua
tujuan akan menuntun kita pada prestasi yang nyata. Tujuan dapat meningkatkan
motivasi apabila kondisi berikut ini:
a) Tujuan bersifat spesifik. Tujuan yang tidak jelas, seperti “melakukan yang terbaik”, bukanlah tujuan yang efektif, tujuan
ini bahkan tidak berbeda dengan tidak memiliki tujuan sama sekali. Kita perlu
lebih spesifik menentukan tujuan, termasuk menentukan waktu pengerjaan.
b) Tujuan harus menantang, namun dapat dicapai. Kita cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan yang sulit namun
realistis. Semakin tinggi dan semakin sulit suatu tujuan maka semakin tinggi
juga tingkat motivasi dan kinerja kita, kecuali kita memilih suatu tujuan yang
mustahil dicapai.
c) Tujuan kita dibatasi pada mendapatkan apa yang
kita inginkan, bukannya apa yang tidak kita inginkan. Tujuan mendekat (approach goal)
merupakan penglaman positif yang kita harapkan secara langsung, seperti
mendapatkan nilai yang lebih baik atau mempelajari cara menyelam dilaut. Tujuan
menghindar (avoidance goal) melibatkan
usaha menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti berusaha tidak
mempermalukan diri sendiri.
Hubungan antara abnormalitas dengan motivasi sangat penting, ketika kita
memiliki motivasi baik internal maupun eksternal tapi kita mempunyai
abnormalitas, maka hal itu akan menjadi suatu masalah. Seperti halnya kita
memiliki trauma mendalam ketika dimarahi oleh dan dosen, disaat itu juga kita
mendapatkan nilai jelek di setiap mata kuliah yang kita ikuti, maka ini akan
mempengaruhi motivasi awal kita yang ingin mendapatkan nilai bagus di setiap
mata kuliah. Motivasi kita untuk mencapai suatu tujuan (goal) menjadi tidak
terealisasi akibat abnormalitas yang disebabkan oleh faktor psikologi yang
terjadi di dalam diri kita.
b. Stress
Stress adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya
ketidak seimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat dari faktor
lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain (Szilagyi, 2000). Stres
biasanya dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Sering dikira disebabkan oleh
sesuatu yang buruk, dan disebut sebagai distress. Tetapi ada
juga stres yang positif, yang disebabkan oleh sesuatu yang baik, misal
dipromosikan untuk kenaikan pangkat dengan diberikan pekerjaan di tempat
lain.Gibson, Ivancevich dan Donnely (1996) mendefinisikan stress sebagai suatu
tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau
proses psikologis, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi, atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan
kepada seseorang. Definisi tersebut menggambarkan stres sedikit lebih negatif,
sedangkan menurut pakar stres, Dr. Hans Selye,memperkenalkan stres sebagai
suatu rangsangan dalam pengertian positif ,disebut sebagaiEutress. Eustress membuat
individu mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan menyebabkan terjadinya
perkembangan ke arahyang lebih baik. Eutress diperlukan dalam
hidup.
Menurut
Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan
kerena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Sedangkan
menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar
biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang.
Stres tidak hanya kondisi yang menekan seseorang ataupun keadaan fisik atau
psikologis seseorang maupun reaksinya terhadap tekanan tadi, akan tetapi
stres adalah keterkaitan antara ketiganya (Prawitasari, 1989). reaksinya
terhadap tekanan tadi, akan tetapi stres adalah keterkaitan antara ketiganya
(Prawitasari, 1989).
Faktor-faktor
Penyebab Gangguan Stres
a) Stressor
sebagai pemicu stres jenisnya bervariasi antar individu. Stressor yang sama
belum tentu memiliki pengaruh stres yang sama bagi orang yang berbeda, sehingga
kemampuan mengatasi satu kondisi yang sama juga berbeda antara satu orang
dengan orang lainnya (Wallace, 2007). Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik
stressor dan persepsi serta toleransi individu terhadap stressor (Bucker,
1991). Karakteristik stressor meliputi makna stressor bagi individu, jumlah dan
durasi stressor, komplesitas pengaruh dan waktu munculnya stressor.
b) Stressor
yang memiliki makna tinggi bagi individu dirasakan lebih berat daripada yang
kurang bermakna, misalnya meninggalnya istri menjadi stressor yang lebih tinggi
daripada meninggalnya tetangga. Makin banyak jumlah stressor dan makin lama
stressor tersebut menerpa, makin tinggi juga akibat yang dirasakan individu.
Seseorang yang kematian anggota keluarga, kemudian kehilangan mobil, dan
dipecat dari pekerjaan akan merasakan beban yang berat karena diterpa lebih
dari satu macam stressor. Apabila stressor tersebut terjadi dalam durasi yang
lama akan menyebabkan stres yang dirasakan makin berat. Pemecatan dari
pekerjaan akan menimbulkan rentetan peristiwa yang dapat menjadi stressor lain,
misalnya kondisi ekonomi keluarga memburuk, keharmonisan keluarga menghilang,
konflik dengan orangtua, tuntutan biaya sekolah anak, dsb, yang semuanya
menjadi stressor berat juga. Bagi individu yang berasal dari keluarga kaya
mungkin tidak akan merasakan berat stressor pemecatan ini. Stressor yang muncul
serta mendadak atau pada waktu yang tidak diharapkan akan dirasakan lebih berat
daripada kalau individu sudah mampu memperkirakan munculnya stressor ini.
c) Toleransi
individu terhadap stressor akan menentukan apakah ia akan menjadi terganggu
atau tidak dengan munculnya stressor ini. Bucker dan Wallace mengatakan bahwa
ada beberapa macam jenis stressor, yaitu :
1) Kematian
Meninggalnya
seseorang yang dekat akan menimbulkan rasa kehilangan yang dalam, misalnya
kematian pasangan hidup, anak, dan orangtua. Stres yang muncul dapat
mengarahkan individu pada kesedihan yang tinggi.
2) Perceraian
Sebagaimana
kematian, perceraian juga memunculkan ketakutan terhadap figur yang akan
mendampingi atau memberikan nafkah dan perhatian kepada pasangan atau keluarga.
Bagi anak akan mengalami kecemasan karena kehilangan figure pelindung
orangtuanya.
3) Kesulitan
Ekonomi
Kesulitan
ekonomi yang terjadi akibat berkurangnya pendapatan akan memunculkan ketakutan
terhadap pemenuhan kebutuhan hidup diri dan keluarga. Bagaimana memperoleh
makan, pakaian, rumah, dan kebutuhan lainnya. Apalagi kalau individu tersebut
terbiasa hidup mewah dan manja.
4) Frustasi
Kegagalan
yang terjadi secara berulang-ulang ketika usaha yang dilakukan dirasakan sudah
maksimal, akan menimbulkan rasa frustasi. Rasa frustasi akan menimbulkan
ketakutan terhadap pencapaian target usaha yang dituntut diri sendiri atau
orang lain. Misalnya, keluarga, masyarakat dan atasan dikantor.
5) Konflik
Perbedaan
dan pertentangan yang berujung pada konflik dapat menimbulkan ketakutan akan
kelangsungan hidupnya, misalnya konflik dikeluarga dapat mengancam kelanggengan
pernikahan, atau konflik dikantor akan menimbulkan kekhawatiran terhadap
karirnya.
6) Tekanan
Tuntutan
yang tinggi dari orang lain dapat menjadi sumber stres juga, misalnya atasan
yang mematok target tinggi akan menimbulkan kekhawatiran tercapai atau tidaknya
target tersebut.
Perilaku
Abnormal dari Gangguan Stres
Dari uraian
diatas dapat diketahui perialku abnormal akibat gangguan stres adalah sebagai
berikut :
Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap dan
mengadakan penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan. Biasanya
adapula tindakan sadistik dan membunuh orang. Agresi ini sangat menggangu
fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot.
Regresi
Yaitu kembalinya individu pada
pola-pola primitif dan kekanak-kanakan. Misalnya dengan jalan menjerit-jerit,
menangis meraung-raung, membanting barang, menghisap ibu jari, mengompol, pola
tingkah laku histeris, dll. Tingkah laku diatas didorong oleh adanya rasa
dongkol, kecewa ataupun tidak mampu memecahkan masalah. Tingkah laku diatas
adalah ekspresi dari rasa menyerah, kalah, putus asa dan mental yang lemah.
Fixatie
Merupakan suatu respon individu yang
selalu melakukan sesuatu yang bentuknya stereotipi, yaitu selalu
memakai cara yang sama. Misalnya, menyelesaikan kesulitannya dengan pola
membisu, membentur kepala, berlari-lari histeris, mengedor-gedor pintu
memukul-mukul dada sendiri, dll. Semua itu dilakukan sebagai alat pencapai
tujuan, menyalurkan kedongkolan ataupun alat balas dendam.
Pendesakan
dan komplek-komplek terdesak
Pendesakan adalah usaha untuk
menghilangkan atau menekankan ketidak sadaran beberapa kebutuhan,
pikiran-pikiran yang jahat, nafsu-nafsu dan perasaan yang negatif. Karena
didesak oleh keadaan yang tidak sadar maka terjadilah komplek-komplek terdesak
yang sering menggangu ketenangan batin yang berupa mimpi-mimpi yang menakutkan
, halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dll.
Rasionalisme
Adalah cara untuk menolong diri
secara tidak wajar atau taktik pembenaran diri dengan jalan membuat sesuatu
yang tidak rasional dengan tidak menyenangkan. Misalnya, seorang yang gagal
secara total melakukan tugas akan berkata bahwa tugas tersebut terlalu berat
baginya karena dirinya masih muda.
Proyeksi
Adalah usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan sikap-sikap diri yang negative pada orang lain.
Misalnya orang yang sangat iri hati dengan kekayaan dan kesuksesan tetangganya
akan berkata bahwa sesungguhnya tetangganyalah yang sebenarnya irihati pada
dirinya.
Tehnik
Anggur masam
Usaha memberikan atribut yang jelek
atau negative pada tujuan yang tidak bisa dicapainya. Misalnya seseorang
mahasiswa yang gagal menempuh ujian akan berkata bahwa soal ujian tidak sesuai
dengan bahan yang diajarkan.
Tehnik jeruk
manis
Adalah usaha memberikan
atribut-atribut yang bagus dan unggul pada semua kegagalan kelemahan dan
kekurangan sendiri. Misalnya seorang diplomat yang gagal total melakukan tugas
akan berkata “Inilah tehnik diplomatif bertaraf internasional, mundur untuk
merebut kemenangan”
Identifikasi
Adalah usaha menyamakan diri sendiri
dengan orang lain, misalnya mengidentifikasikan diri dengan bintang film tenar,
professor cemerlang dll. Semua itu bertujuan memberikan keputusan semu pada
dirinya.
Narsisme
Adalah perasaan superior, merasa
dirinya penting dan disertai dengan cinta diri yang patologis dan
berlebih-lebihan. Orang ini sangat egoistis dan tidak pernah peduli dengan
dunia luar.
Autisme
Ialah gejala menutup diri secara
total dari dunia nyata dan tidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar yang
dianggap kotor dan jahat, penuh kepalsuan dan mengandung bahaya yang
mengerikan. Maka bila tingkah laku yang demikian dijadikan pola kebiasaan akan
mengakibatkan bertumpuknya kesulitan hidup, bertambahnya konflik-konflik batin
yang kronis lalu terjadilah disintegrasi kepribadian.
c. Gen
Abnormalitas yang Berhubungan dengan Kromosom dan Gen
Secara umum, penyebab
terjadinya abnormalitas dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu yang
disebabkan oleh gangguan biologis dan gangguan psikologis. Tentunya kedua
sumber penyebab ini saling berinteraksi atau bahkan saling menguatkan
menyebabkan abnormalitas.
Kali ini, pembahasan
kita tentang abnormalitas diarahkan kepada gangguan biologis. Gangguan biologis
penyebab abnormalitas bisa karena gangguan congenital, gangguan kromoson
(struktur genetika), paparan bahan-bahan kimia, dan penyebab biologis lain.
Untuk pembahasan lebih rinci, kita akan bahas pada bahasan lain. Pada
kesempatan ini, kita tuntaskan pada pembahasan gangguan abnormalitas yang
berhubungan dengan kromosom dan gen.
Pada beberapa kasus,
abnormalitas memberi ciri pada proses genetik. Beberapa abnormalitas ini
meliputi seluruh kromosom yang tidak terpisah dengan benar pada pasa pembelahan
sel (fase miosis). Abnormalitas lain dihasilkan dengan adanya pewarisan gen
yang abnormal atau adanya mutasi gen.
Kadang saat gamet
dibentuk. Sperma dan sel telur tidak mempunyai rangkaian normal 23 pasang
kormosom. Contoh yang paling jelas adalah sindrom down dan abnormalitas kromosom jenis kelamin.
Abnormalitas Yang Berhubungan dengan
Kromosom
sindrom Down
Seseorang dengan sindrom down memiliki wajah yang bulat, tulang tengkorak
yang datar, lipatan kulit ekstra diatas kelopak mata, lidah yang panjang,
tangan dan kaki yang pendek, dan keterbelakangan dalam kemampuan mental dan
motorik.
Sindrom ini disebakan oleh adanya duplikasi ektra dari kromosom 21. Tidak
diketahui mengapa kromosom ektra dapat muncul, tetapi kesehatan dari sperma
laki-laki dan sel telur perempuan dapat terlibat. Sindrom down muncul pada
sekitar satu dalam setiap 700 kelahiran. Wanita antara umum 18 hingga 38 lebih
tidak mungkin melahirkan bayi dengan sindrom down dibandingkan dengan waniya
yang lebih muda atau yang lebih tua.
Abnormalitas yang Berhubungan dengan Jenis
Kelamin
Bayi yang baru lahir memiliki kromosom X
dan Y, atau dua kromosom XY untuk laki-laki dan XX untuk perempuan. Embrio
manusia haru memiliki setidaknya satu kromosom X untuk dapat tumbuh.
Abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang paling umum
melibatkan adanya kromosm ekstra (baik X atau Y) atau ketiadaan satu kromosom X
pada perempuan.
Sindrom Klinefelter
Sindrom klinefelter merupakan kelainan genetik di mana laki-laki memiliki
kromosom X ektra, membuat mereka menjadi XXY dan bukan XY. Laki-laki dengan
kelainan ini memiliki testis yang tidak berkembang, dan mereka biasanya
memiliki dada yang besar dan tumbuh tinggi. Sindrom klinefelter terjadi sekitar
satu dalam setiap 800 kelahiran hidup anak laki-laki.
Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X adalah kelainan genetic yang merupakan akibat dari
abnormalitas dalam kromosom X, yang menjadi terhimpit dan sering pecah. Defesiensi
mental sering menjadi konsekuensi tetapi defesiensi ini mungkin mengambil
bentuk berupa keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian
yang pendek. Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan, kemungkinan pada kromosom X kedua pada perempuan dan menegasikan
efek negative gangguan ini.
Sindrom Turner
Sindrom turner adalah kelainan kromosom pada perempuan di mana sebuah
kromosm X hilang dan menjadikan pemiliknya XO dan bukan XX, atau kromosom kedua
terhapus sebagian. Perempuan dengan sindrom ini berpostur pendek dan mempunyai
leher yang tersambung oleh membran kulit. Mereka dapat tidak subur dan
mengalami kesulitan matematika, tetapi kemampuan verbal biasanya cukup baik.
Sindrom turner terjadi kira-kira 1 dari setiap 2500 kelahiran.
Sindrom XYY
Sindrom XYY merupakan
kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki kromosom Y ekstra. Ketertarikan
awal pada sindrom ini terfokus pada keprcayaan bahwa kromosom Y esktra yang
ditemukan pada beberapa laki-laki menyumbang terhadap perilaku agresi dan
kekerasan. Meskipun demikian, peneliti kemudian menemukan bahwa laki-laki XYY
tidak lebih mungkin melakukan kejahatan daripada laki-laki XY.
Abnormalitas yang
Berhubungan dengan Gen
Abnormalitas dapat
disebabkan oleh jumlah kromosom yang bervariasi; juga dapat disebabkan oleh gen
yang berbahaya. Lebih dari 7000 gangguan genetik seperti ini telah
diidentifikasi, meskipun sebagian besar gangguan ini jarang terjadi.
Phenylketonuria (PKU)
Phenylketonuria (PKU) adalah kelainan genetik dimana individu tidak dapat mencernaphenylalanine dengan benar
(suatu asam amino). Hal ini diakibatkan oleh gen resesif dan terjadi sekitar 1
dalam setiap 10000 hingga 20000 kelahiran hidup. Jika phenylketonuria dibiarkan
tidak dirawat, berakibat pada keterbelakangan mental dan hiperaktivitas.
Phenylketonuria merupakan penyebab sekitar 1 persen dari individu yang dirawat
karena keterbelakangan mental, dan biasanya terjadi pada orang kulit putih.
Kini phenyketonuria dapat dideteksi dengan mudah dan disembuhkan dengan diet
yang mencegah penimbunanphenylalanine secara
berlebihan.
Sickle-cell Anemia
Sickle-cell anemia lebih sering
tejadi pada orang Afrika-Amerika, merupakan kelainan genetik yang merusak sel
darah merah tubuh. Sel darah merah biasanya terbentuk seperti lingkaran datar,
tetapi dalam sickle-cell anemia,
gen reseseif menyebabkan sel tersebut seperti menjadi “sabit”. Sel ini mati
dengan cepat, menyebabkan anemia dan kematian dini penderitanya karena
kegagalannya membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Sekitar 1 dari 400 bayi Afrika
Amerika terserang penyakit ini. 1 dari 10 orang Amerika pembawa gen, begitupula
1 dari 20 orang Latin.
Sumber:
Halgin, Richard P. dan Susan Krauss Whitbourne. 2010. Psikologi Abnormall: Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika