ayoo lagi baca artikel apa? jangan lupa komentnya yaa ditunggu loh hehe :D

Minggu, 14 April 2013

Konsep Manusia Berdasarkan Teori Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik


Nama: Hadi Rachmatullah
Kelas: 2Pa08
Jurusan: Psikologi




A. Kepribadian Sehat Menurut Teori Psikoanalisa





Sigmund Freud adalah Bapak psikoanalisis yang dilahirkan di Moravia pada
tanggal  6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Selama hampir 80 tahun Freud tinggal di Wina dan baru meninggalkan kota
ketika Nazi menaklukkan Austria. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin
menjadi ahli ilmu pengetahuan dan dengan keinginan itu pada Tahun 1873
masuk fakultas kedokteran Universitas Wina, dan tamat pada tahun 1881.

Konsep manusia menurut Sigmund Freud:
· Das Es (the id), yaitu aspek biologis
· Das Ich (the ego), yaitu aspek psikologis
· Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis

Kendatipun ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan
rapatnya sehingga sukar (tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia; tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari
ketiga aspek itu.

1. Das Es

Das Es atau dalam bahasa Inggris the id disebut juga oleh Freud System der
Unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang
original di dalam kepribadian; dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh.
Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya (The true
psychic reality), oleh karena Das Es itu merupakan dunia batin atau subyek
manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif.
Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur biologis), termasuk
insting; dan Es merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakan Das Ich
dan Das Ueber Ich.

2. Das Ich

Das Ich atau dalam bahasa Inggris the ego disebut juga System der
Bewusten-Vorbewussten. Aspek ini adalah aspek psikologis daripada
kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan
secara baik dengan dunia kenyataan (Realitat). Disini letak perbedaan yang
pokok antara Das Es dan Das Ich, yaitu kalau Das Es itu hanya mengenal
dunia subyektif (dunia batin), maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang
hanya ada di dalam batin dan sesuatu yang di dunia luar (dunia
obyektif, dunia realitas).

Di dalam berfungsinya Das Ich berpegang pada “Prinsip kenyataan” atau
“Prinsip realitas” (Realitatspinzip, the reality principle) dan bereaksi dengan
proses sekunder (Sekundar Vorgang, secondary process). Tujuan
Realitatspinzip itu ialah mencari obyek yang tepat (serasi) untuk
mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme.

3. Das Ueber Ich

Das Ueber Ich adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai
nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua
kepada anak-anaknya, yang dimasukkan (diajarkan) dengan berbagai perintah
dan larangan. Jadi, Das Ueber Ich terdapat dua hal, ialah “conscientia” dan
ich-ideal”. Conscientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa,
sedangkan ich-ideal menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya.

B.  Kepribadian Sehat Menurut Teori Behavioristik





          Aliran ini sering dikatkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 – 1950-an. Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan anjing tersebut terbit air liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan, sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.

       Percobaan yang hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan dengan seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak kaget. Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf tertentu maka si anak akan menangis begitu hanya melihat tikus putih tersebut. Bahkan setelah itu dia menjadi takut dengan segala sesuatu yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu dan topeng Sinterklas. Ini yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan apa yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).

C. Kepribadian Sehat Menurut Teori Humanistik


     Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam satu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Jadi, prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan rasa cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. (5) Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagian dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks. Kebutuhan akan rasa aman meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban,  bebas dari ketakutan, dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa cinta dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau kumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragammya dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki. Kebutuhan akan penghargaan di bagi menjadi dua, penghargaan yang berasal dari orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.

Sumber:
Suryabrata, S. 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Psychologymania.2011. Mazhab dan Aliran dalam Psikologi. http://www.psychologymania.com/2011/09/mazhab-dan-aliran-dalam-psikologi.html dikases (secara online) pada 14 Maret 2013.