ayoo lagi baca artikel apa? jangan lupa komentnya yaa ditunggu loh hehe :D

Sabtu, 05 April 2014

Psikoterapi

1. Apakah definisi dari Psikoterapi dan jelaskan 





Secara etimologis mempunyai arti sederhana yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa yunani berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaannya”.

Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu (Semiun, 2006).

Maksudnya adalah psikoterapis adalah suatu proses yang menggunakan interaksi antara pasien dan terapis. Kata sistematis disini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandang teoretis terapis. Sementara itu, psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis  serta menyusun interaksi terapeutik. Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif, dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh dan memuaskan (Semiun, 2006).


Sementara itu definisi psikoterapi menurut Tomb (1999) merupakan suatu bidang yang tidak disertai objektivitas keilmiahan yang tinggi dan psikoterapi merupakan suatu seni dan terapis yang baik dapat membuat perbedaan yang bermakna.

2. Jelaskan tujuan dari Psikoterapi




Ada lima tujuan psikoterapi dan kebanyakan memusatkan perhatian pada salah satu  atau lebih diantara tujuan-tujuan itu. Kelima tujuan tersebut menurut Huffman, et al., (dalam Semiun, 2006) yaitu:
a. Pikiran-pikiran kalut: individu-individu yang mengalami kesulitan secara khas menderita konfusi, pola-pola pikiran yang destruktif atau tidak memahami masalah-masalah mereka sendiri. Para terapis berusaha mengubah pikiran-pikiran ini dan memberikan ide-ide atau informasi baru, dan membimbing individu-individu tersebut untuk menemukan pemecahan-pemecahan terhadap masalah mereka sendiri.
b. Emosi-emosi kalut: orang-orang yang mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan. Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara bebas perasaan-perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang, para terapis membantu mereka menggantikan perasaan-perasaan tersebut dengan perasaan-perasaan yang mengandung harapan dan percaya akan diri sendiri.
c. Tingkah laku-tingkah laku yang kalut: para terapis membantu pasien-pasien mereka menghilangkan tingkah laku yang mengganggu dan membimbing mereka kepada kehidupan yang lebih efektif.
d. Kesulitan-kesulitan antarpribadi dan situasi kehidupan: para terapis membantu pasien-pasien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga, teman-teman, dan kolega-kolega seprofesi. Mereka juga membantu para pasien itu menghindari  atau mengurangi sumber-sumber stres dalam kehidupan mereka seperti tuntutan-tuntutan pekerjaan atau konflik-konflik keluarga.
e. Gangguan-gangguan biomedis: individu-individu yang mengalami kesulitan kadang-kadang menderita gangguan-gangguan biomedis yang langsung menyebabkan atau menambah kesulitan-kesulitan psikologis. Para terapis membantu menghilangkan masalah-masalah ini pertama-tama dengan obat-obatan, kadang dengan terapi elektrokonvulsif dan atau psikobedah (psychosurgery).

3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur dari Psikoterapi


Menurut Masserman (dalam Karasu, 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:

a) Peran sosial (“martabat”) psikoterapis
b) Hubungan (Persekutuan terapeutik)
c) Hak
d) Retrospeksi
e) Re-edukasi
f) Rehabilitisi
g) Resosialisasi
h) Rekapitulasi

Unsur-unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien.

4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Konseling dan Psikoterapi

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa:

Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”.
Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.

Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:

Konseling untuk
Psikoterapi Untuk
1. Klien
1. Pasien
2. Gangguan yang kurang serius
2. Gangguan serius
3. Masalah: jabatan, pendidikan, dsb
3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4. Berhubungan dengan pencegahan
4. Berhubungan dengan penyembuhan
5. Lingkungan pendidikan dan non medis
5. Lingkungan medis
6. Berhubungan dengan kesadaran
6. Berhubungan dengan ketidaksadaran
7. Metode pendidikan
7. Metode penyembuhan

5. Uraikan secara jelas bagaimana Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan terhadap mental illness

a) Psychoanalysis & Psychodynamic

Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi dipikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

b) Behavior Therapy

Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.

c) Cognitive Therapy

Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT)  dan sebagainya.

d) Humanistic Therapy

Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

e) Integrative / Holistic Therapy

Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

6. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk utama dari terapi

a) Terapi Supportive

Tujuannya memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis, dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar . alasan penghindaran karena kalau di bongkar ketidaksadarannya, klien ini kemungkinan akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya. Contohnya mengatasi trauma kekerasan dengan tujuan merubah prilaku yang biasanya dilakukan.

b) Psikoterapi Reeducative

Psikoterapi reeducative bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Di sini terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis di sini tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis redukatif ini biasanya terjadi dalam konseling.

c) Terapi Reconstructive

Bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien atau klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, memberi pemahaman akan adanya proses-proses tidak sadar, dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya langsung intensif dalam waktu yang sangat lama. Pendekatan psikoanalisis dimaksudkan menimbulkan pemahaman pada klien tentang masalah-masalahnya, kemudian mendobrak untuk melakukan pemahaman selanjutnya dan meningkatkan pengendalian ego atas desakan id dan superego.

Daftar Pustaka

Barry, Guze., et al. 1997. Psikiatri. Terj. Maulany & Setio, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Corey, Gerald. 2009. Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Refika Aditama.

Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.

Singgih, Gunarsa. 2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tomb, David A. 2003. Psikiatri, Terj. Wiwie S & Mahatmi N, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.