Nama: Hadi Rachmatullah
Kelas: 2Pa08
Jurusan: Psikologi
A. Kepribadian Sehat Menurut Teori
Psikoanalisa
Sigmund Freud adalah
Bapak psikoanalisis yang dilahirkan di Moravia pada
tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada
tanggal 23 September 1939.
Selama hampir 80 tahun Freud tinggal di Wina dan
baru meninggalkan kota
ketika Nazi menaklukkan Austria. Sebagai anak muda Freud
bercita-cita ingin
menjadi ahli ilmu pengetahuan dan dengan keinginan itu pada
Tahun 1873
masuk fakultas kedokteran Universitas Wina, dan tamat pada tahun
1881.
Konsep manusia menurut
Sigmund Freud:
· Das
Es
(the id), yaitu aspek biologis
· Das
Ich (the
ego), yaitu aspek psikologis
· Das
Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis
Kendatipun ketiga aspek
itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dinamika
sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan
rapatnya sehingga sukar
(tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia;
tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari
ketiga aspek itu.
1. Das Es
Das Es
atau dalam bahasa Inggris the id
disebut juga oleh Freud System der
Unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang
original di dalam kepribadian; dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh.
Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya (The true
psychic reality), oleh karena Das Es itu merupakan dunia batin atau
subyek
manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif.
Das Es berisikan hal-hal yang dibawa
sejak lahir (unsur biologis), termasuk
insting; dan Es merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakan Das Ich
dan Das Ueber Ich.
2. Das Ich
Das Ich
atau dalam bahasa Inggris the ego
disebut juga System der
Bewusten-Vorbewussten. Aspek ini adalah aspek psikologis daripada
kepribadian
dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan
secara baik dengan
dunia kenyataan (Realitat). Disini
letak perbedaan yang
pokok antara Das Es
dan Das Ich, yaitu kalau Das Es itu hanya mengenal
dunia
subyektif (dunia batin), maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang
hanya ada
di dalam batin dan sesuatu yang di dunia luar (dunia
obyektif, dunia realitas).
Di
dalam berfungsinya Das Ich berpegang
pada “Prinsip kenyataan” atau
“Prinsip realitas” (Realitatspinzip, the reality principle) dan bereaksi dengan
proses
sekunder (Sekundar Vorgang, secondary
process). Tujuan
Realitatspinzip
itu ialah mencari obyek yang tepat (serasi) untuk
mereduksikan tegangan yang
timbul dalam organisme.
3. Das Ueber Ich
Das Ueber Ich
adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai
nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua
kepada
anak-anaknya, yang dimasukkan (diajarkan) dengan berbagai perintah
dan
larangan. Jadi, Das Ueber Ich terdapat
dua hal, ialah “conscientia” dan
“ich-ideal”. Conscientia menghukum orang dengan memberikan rasa dosa,
sedangkan ich-ideal menghadiahi orang dengan rasa
bangga akan dirinya.
B. Kepribadian Sehat Menurut Teori
Behavioristik
Aliran ini sering dikatkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada
jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi
yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 – 1950-an. Di sini psikologi
didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya berhubungan dengan
sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak bisa
diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang
dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning).
Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh adalah ketika
Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan anjing
eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak
mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan
anjing tersebut terbit air liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu
dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan,
sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya
meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.
Percobaan yang hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan
dengan seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka
dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak kaget.
Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf tertentu maka si
anak akan menangis begitu hanya melihat tikus putih tersebut. Bahkan setelah
itu dia menjadi takut dengan segala sesuatu yang berbulu: kelinci, anjing, baju
berbulu dan topeng Sinterklas. Ini yang dinamakan pelaziman dan untuk
mengobatinya kita bisa melakukan apa yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).
C. Kepribadian Sehat Menurut Teori
Humanistik
Dalam
pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang
dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Akan tetapi ada lebih banyak
hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia. Kita didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam
satu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Jadi,
prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang
berada dalam tingkat yang lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2)
kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan rasa cinta,
(4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. (5) Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagian dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air,
udara, tidur, dan seks. Kebutuhan akan
rasa aman meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan,
ketertiban, bebas dari ketakutan, dan
kecemasan. Kebutuhan akan rasa cinta
dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau kumpulan, menerima
nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragammya dengan maksud
supaya merasakan perasaan memiliki. Kebutuhan
akan penghargaan di bagi menjadi dua, penghargaan yang berasal dari orang
lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Aktualisasi
diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
Sumber:
Suryabrata, S. 2005. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Schultz, Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Psychologymania.2011. Mazhab
dan Aliran dalam Psikologi. http://www.psychologymania.com/2011/09/mazhab-dan-aliran-dalam-psikologi.html
dikases (secara online) pada 14 Maret 2013.